Sabtu, 09 Maret 2013

ilmu bedah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin majunya perkembangan jaman menuntut kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran. Dimana perkembangan teknologi mutakhir telah mengarahkan pada penggunaan prosedur bedah yang lebih kompleks dengan penggunaan teknik bedah mikro atau penggunaan laser, peralatan by Pass yang lebih canggih dan peralatan monitoring yang lebih sensitif. Kemajuan yang sama juga ditunjukkan dalam bidang farmasi terkait dengan penggunaan obat-obatan anestesi kerja singkat, sehingga pemulihan pasien akan berjalan lebih cepat (Hartati, 2010).
Dalam pembedahan sering diperlukan alat medis atau peralatan pembantu yang harus masuk ke daerah sekitar lapangan pembedahan. Alat-alat ini harus mengalami desinfeksi terlebih dahulu sebelum dibawa ke kawasan pembedahan. Alat yang akan langsung dipakai untuk pembedahan dan bersinggungan dengan lapangan pembedahan harus disterilkan dengan cara yang telah dijelaskan di atas. Alat-alat bedah ini harus tetap berada dalam daerah ruang pembedahan agar tidak terjadi infeksi silang, dan pada setiap akhir dari pembedahan, harus selalu didesinfeksi atau disterilkan segera setelah dipakai dan sesuai dengan pemakaiannya.
Tiap alat bedah dirancang untuk memenuhi fungsinya. Penggunaan alat bedah yang tidak sesuai dengan fungsinya akan merusak jaringan yang dikerjakan, bahkan akan merusak alat itu sendiri. Berbagai alat bedah ataupun alat pembantu proses pembedahan telah banyak mengalami perubahan belakangan ini, untuk itu wajiblah bagi tiap-tiap orang yang akan belajar mengenai dasar-dasar bedah mengetahui nama dan fungsi alat itu dengan benar.
Untuk dapat bersaing dengan kemajuan ilmu teknologi seorang dokter hewan harus mengetahui peralatan apa saja yang harus digunakan saat tindakan operasi. Ini dilakukan agar pada saat melakukan tindakan operasi, dokter dapat mengetahui kondisi pasien. Hal yang perlu dikontrol oleh dokter terhadap pasien pada saat operasi antara lain sistem pernafasan, sistem sirkulasi, sistem pencernaan, sistem syaraf, dan lain-lain.
Pada praktikum kali ini akan dijelaskan peralatan apa saja yang digunakan  untuk menunjang tindakan operasi beserta fungsi-fungsinya agar kondisi pasien dapat terkontrol dengan baik.


1.2.Tujuan
       Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui peralatan penunjang saat tindakan operasi beserta fungsinya serta dapat menggunakan peralatan tersebut agar pasien tetap dapat terkontrol kondisinya saat operasi.



BAB II
MATERI DAN METODE
2.1.   Materi
Alat-alat praktikum yang digunakan kali ini merupakan peralatan-peralatan penunjang tindakan bedah yang memang sudah disiapkan untuk dikenali dan diketahui fungsi beserta cara kerjanya. Peralatan tersebut diletakkan diatas 10 meja terpisah berdasarkan fungsi dan kapan alat tersebut digunakan.
2.2.   Metode
                Praktikan dibagi dalam delapan kelompok, masing-masing kelompok secara bergiliran akan mendengarkan penjelasan asisten praktikum pada tiap meja yang telah ditentukan mengenai peralatan penunjang tindakan bedah guna mengenali dan mengetahui fungsi serta cara kerjanya





                                                                                                BAB III
                                                                                    PEMBAHASAN

1.       Peralatan Bedah Minor
Peralatan bedah minor adalah alat-alat yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan bedah minor. Kegiatannya hanya terbatas pada pembedahan minor saja, alatnya sederhana dan mudah untuk dimiliki setiap orang. Alat-alat tersebut digabung pada suatu wadah dan disebut sebagai minor surgery set.

Pisau Bedah / Blade

Pisau bedah merupakan peralatan terbaik untuk memotong jaringan. Mata pisau yang tajam memungkinkan untuk memisahkan jaringan dengan trauma sekecil mungkin terhadap jaringan sekitarnya. Bentuk mata pisau sangat bervariasi di mana bentuk mempunyai kegunaannya tersendiri. Yang dipakai untuk pembedahan umum berukuran atau nomor A#10, untuk pembedahan minor ataupun kosmetik dipakai yang berukuran atau nomor A#15 (Kozol, 1999).
Gambar 2.2 Pisau dan gagang pisau (scalpel)

Scalpel harus dipegang sedemikian rupa sehingga mudah dikendalikan dan pada saat yang sama, dapat digerakkan dengan leluasa. Tangkai scalpel dipegang antara ibu jari dan jari ketiga dan keempat, sedangkan jari telunjuk diletakkan di punggung pisau sebagai kendali.

Gunting
Gunting merupakan peralatan yang sering digunakan untuk memotong jaringan. Gunting juga digunakan untuk memotong benang dan balutan luka. Gunting jaringan biasanya lebih ringan, terbuat dari baja yang lebih baik, dan mempunyai sisi pemotong yang runcing dan ujungnya lebih halus daripada gunting benang. Biasanya hanya bagian distal dari mata gunting yang digunakan untuk memotong.
1. Gunting Bedah
Gunting bedah yang paling terkenal adalah jenis Mayo dengan mata gunting yang lurus atau melengkung. Selain itu, ada jenis Metzenbaum yang ukurannya lebih panjang dan lebih banyak pemakaiannya dengan lengkungan yang halus pada ujungnya.
2. Gunting Benang
Gunting benang yang sering dipakai adalah gunting biasa, untuk kegunaan umum dengan ujung yang tumpul.

Gambar 2.3 Gunting perban dan gunting benang
1.       Gunting Perban
Jenis yang paling sering dipakai adalah gunting dengan mata pisau yang datar, ujungnya tumpul sehingga dapat disisipkan di bawah balutan luka tanpa kuatir akan melukai kulit. Jenis ini jarang disediakan di meja operasi tetapi merupakan peralatan yang penting bagi para dokter bedah atau residen. Jika gunting dibawa dalam kantong maka tidak steril dan jangan sampai kontak dengan luka. Jika gunting dipakai pada balutan kotor dan basah, sebaiknya disterilkan sebelum digunakan untuk pasien lain. Ketika menghadapi luka terbuka, harus menggunakan perangkat peralatan yang steril.
2.       Gunting untuk Kegunaan secara Umum
Gunting dengan dua ujung yang tumpul biasanya digunakan sebagai gunting benang. Gunting dengan salah satu atau kedua ujungnya runcing digunakan untuk membagi jaringan dengan mendorong ujungnya yang runcing di bawah jaringan. Gunting dengan ujung yang runcing tidak digunakan di dalam rongga karena dapat melubangi organ atau pembuluh darah.

Pinset
Pinset (yang ujungnya lancip), digunakan untuk mengambil atau menarik bagian alat-alat tubuh dari hewan yang dibedah, memisahkan organ yang satu dengan yang lain. Pinset ada dua jenis, pinset anatomis jika ujung dari pinset tidak mempunyai gigi, disebut juga pinset traumatis, yang ke dua, pinset sirurgis jika ujungnya mempunyai gigi dan disebut pinset atraumatis. Bentuk keseluruhan pinset juga bermacam-macam, ada yang panjang dan kecil, ada pinset Addson jika bentuknya pendek gemuk.
Description: F:\foto ibuv\IMG_1228.JPG          Description: F:\foto ibuv\IMG_1222.JPG

1.        Pinset Anatomis (thumb forceps)
Pinset anatomis terdiri dari dua bilah logam yang bersatu pada salah satu ujungnya dan digunakan untuk mengangkat jaringan atau memegang jaringan di antara permukaan yang berhadapan. Jika pada permukaannya terdapat gerigi (teeth), pinset dapat memegang jaringan tanpa tergelincir dan tanpa menggunakan tekanan yang berlebihan. Pinset dipegang di antara ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk.
2.        Pinset Jaringan (tissue forceps)
Pinset jaringan dilengkapi dengan gerigi agar tidak tergelincir. Karena geriginya dapat menggigit jaringan, maka hanya diperlukan sedikit tekanan untuk memegang jaringan dengan kuat. Bentuk spesifik dari kepala pinset tergantung dari tujuan khusus yang diharapkan. Jenis pinset anatomis dapat digunakan untuk memegang sebagian besar jaringan tapi tidak pernah digunakan untuk viskus yang berongga atau pembuluh darah.

Benang (Catgut)
Benang memiliki dua tipe, yang benang yang dapat menyatu dengan kulit dan benang yang tidak dapat menyatu dengan kulit (Kozol, 1999). Benang yang dapat menyatu dibuat dari usus kucing (Catgut), digunakan pada luka yang dalam dan untuk kegunaan kosmetik. Benang yang tidak dapat menyatu dengan kulit digunakan untuk menjahit luka yang tidak terlalu dalam. Pada benang yang tidak dapat menyatu dengan kulit dilakukan pelepasan benang setelah luka kering dan ini akan menimbulkan bekas pada kulit atau disebut dengan jaringan parut.
Mathieu needle holder
Alat ini digunakan untuk memegang jarum, saat menjahit luka operasi. Alat ini dilengkapi dengan pengunci, sehingga operator tidak terlalu mengeluarkan banyak tenaga.
Description: F:\foto ibuv\IMG_1196.JPG

2 . Alat vascular

Allis Intestinal Forceps
Fungsi     : Untuk memegang dan menahan usus, fasia, atau jaringan yang halus tanpa menimbulkan trauma.
Hemostats
A.      Mosquito hemostats, B. Kelly hemostatic forceps
Carmalt
Fungsi     : untuk menjepit dan menahan pembuluh darah.

Klem Hemostatik (hemostatic forceps)
Peralatan ini mempunyai arti penting dalam menghentikan perdarahan selama operasi. Terdapat sejumlah variasi. Sebagian besar dari alat ini bergerigi dengan susunannya yang paralel terhadap arah bilah, sedangkan lainnya tegak lurus. Dalam dan lebar gerigi juga bervariasi. Sebagian besar klem hemostatik menjepit dengan cukup kuat sehingga jaringan-jaringan yang kecil dapat terjepit. Klem hemostatik juga dapat digunakan untuk membantu membuat ligasi pada pembuluh darah kecil (Kozol, 1999).
Forceps
Thumb forceps merupakan alat bedah yang berfungsi untuk memegang, menekan, memotong, dan memotong jaringan. Clamping forceps umumnya disebut hemostats yang berfungsi mengontrol aliran darah selama operasi. Hemostat memiliki ukuran yang berbeda-beda dan memiliki pegangan untuk mengunci klem saat terjadi pendarahan pada arteri dan vena. Selain itu, hemostat juga berfungsi untuk menahan jaringan selama operasi. Needle holder termasuk forceps permanen yang digunakan untuk menahan jarum jahit saat menjahit.
Brown-Adson Thumb Forceps Merupakan forceps yang memiliki pegangan yang lebar, memiliki ujung yang tajam namun aman untuk dipegang, dan berfungsi untuk memegang jarum jahit yang kecil selama menjahit. Brown-Adson thumb forceps berfungsi untuk memegang jaringan tanpa kontak langsung (Mann et al 2011).
Bulldog Clamps
Bulldog clamps adalah alat bedah yang digunakan untuk menghentikan aliran darah. Alat ini terbuat dari stainless steel atau titanium, bentuk bulldog clamp yang paling umum adalah memiliki penjepit yang bersilangan. Alat ini memiliki ujung yang bergerigi sehingga efektif saat menghentikan pendarahan. Bulldog clamps memiliki fungsi yang utama yaitu untuk menghentikan aliran darah dan mencegah pendarahan yang berlebihan pada daerah yang dioperasi. Jenis yang palling umum dari alat bedah ini adalah saat pegangan klem ditekan maka alat akan terbuka, sebaliknya saat pegangan dilepas maka alat akan menutup.
Description: F:\foto ibuv\IMG_1216.JPG
Cooley Vascular Sirhurgis Forceps
Cooley vascular thumb forceps merupakan alat bedah yang digunakan untuk memgang jaringan yang besar selama operasi kardiovaskular atau vaskular dan bersifat traumatik (Eddleman 2012).
Description: F:\foto ibuv\IMG_1231.JPG    Description: F:\foto ibuv\IMG_1230.JPG
Mayo hegar
Alat ini digunakan untuk memotong jaringan yang halus.

3.       Alat Othpedik
Bone holding forceps
Alat ini digunakan untuk meratahan bagian tuklang yang tidak  rata, pada kasus patah tulang.
Description: F:\foto ibuv\IMG_1277.JPG
Bone curettes
 Alat ini digunakan untuk membersihkan serpihan-serpihan tulang, pada kasus patah tulang yang menimbulkan serpihan-serpihan (remuk).

Penghilang karang gigi
Menghilangkan kotoran yang menempel pada sela-sela gigi. Biasanya sudah dalam bentuk plak-plak yang susah di hilangkan, apabila tidak menggunakan alat.
Pin

Description: C:\Users\Acer\Pictures\images.jpg
Fungsi : Alat ini digunakan untuk menyangga tulang agar tidak bergeser-geser, pada kasus patah tulang.

Wire holding forceps
Fungsi:  Alat ini digunakan untuk mnjepit kawat (wire), pada saat operasi patah tulang. Kawat di butuhkan untuk mengikat tulang, agar tidak bergeser.
Description: F:\foto ibuv\IMG_1288.JPG
               
4.       Alat Handling Hewan Besar
Twitch


Emaskulator





vulva vlesha

ecrassure



pram


pemotong ekor


mouth gage


kikir kuku


kikir gigi




trachea tube

Untuk Mengikat mulut dan moncong kuda

Menjepit tunica vaginalis pada kastrasi dengan pendarahan (sering digunakan pada saat operasi kastrasi pada kuda)

Untuk membersihkan vulva

Untuk mengambil ovarium pada hewan betina


Membantu dalam menghandle hewan besar

Alat pemotong ekor hewan

Untuk membuka mulut hewan saat pemeriksaan mulut

Alat untuk mengikir kuku hewan besar

Alat untuk mengikir gigi hewan besar



Alat bantu pernapasan yang dimasukan ke dalam trachea.


Description: 2012-03-06 12.02.00.jpg  Description: 2012-03-06 12.02.33.jpg  Description: 2012-03-06 12.03.32.jpg
Description: 2012-03-06 12.02.41.jpg  Description: C:\Users\Toshiba-L510\2012-03-06 12.02.20.jpg  Description: 2012-03-06 12.04.06.jpg
Description: 2012-03-06 12.04.59.jpg  Description: 2012-03-06 12.05.07.jpg  Description: sfdgh.jpg

Retraktor
Non Permanen
                                        
Tipe Senn                                                                                            Tipe Hohman
Fungsi: menahan dan menguakkan jaringan saat operasi secara tidak permanen
                  Tipe Senn          : untuk jaringan seperti kulit
                  Tipe Hohman   : untuk menguakkan otot saat operasi orthopedi.
Permanen
                                 

Tipe Weitlaner                                                                                  Tipe Gelpi

Fungsi   : untuk menguakkan jaringan saat operasi secara permanen.

Sumber      : http://cal.vet.upenn.edu/projects/surgery

 

Trapin
Fungsi     : untuk melubangi tengkorak pada operasi trepanasi.
Renet
Fungsi     : untuk memotong dan membentuk kuku kuda atau sapi.
Trocar
Fungsi     : untuk membuat lubang pada tubuh seperti perut dan rongga dada yang bertujuan untuk mendrainase daerah tersebut.


BAB IV
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
                Setelah praktikum ini, mahasiswa dapat mengetahui alat-alat dan fungsi masing masing alat yang akan digunakan dalam menunjang proses pembedahan serta mengetahui cara mencuci alat alat bedah yang benar.

3.2. SARAN
                Sebaiknya tenaga asisten praktikum ditambah untuk memaksimalkan pemahaman tentang praktikum yang telah diberikan jika perlu 1 meja pengamatan 1 asisten.

Daftar Pustaka
Eddleman, Christopher S. 2012. The Neurosurgical Instrument Guide. [terhubung berkala]. http://books.google.co.id/books?id=HJ8buqHSXX0C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=true. (5 Maret 2013)
Hartati, S. 2010. Sistem Pencatatan Keperawatan Elektronik Perioperatif.[tesis]. Universitas Indonesia: Depok.
Mann FA, Gheorghe MC, Hun-Young Y. 2011. Fundamentals of Small Animal Surgery. [terhubung berkala].

http://cal.vet.upenn.edu/projects/surgery

http://vetshopindo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=73:alat-bedah&catid=39:info&Itemid=108


2 komentar: