Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah mengetahui prinsip kerja dari obat stimulansia SSP dan
gejala klinis yang menyertainya.
Metodologi
a. Stimulansia cortex cerebri, medulla oblongata dan medulla
spinalis
Melakukan pemeriksaan fisiologis katak normal (posisi tubuh, reflex,
rasa nyeri, tonus, frekuensi nafas dan jantung). Menyuntikkan kafein ( stimulansia cortex cerebri) , cardiazole
(stimulansia oblongata), strichnin (stimulansia medulla spinalis) secara
subkutan pada daerah abdominal tiga katak yang berbeda melalui saccus
limphaticus femoralis dengan dosis bertingkat mulai 0,05 ml ; 0,1 ml ; 0,2 ml
dst. Setelah itu, mengamati perubahan fisiologis katak setiap 10 menit pada
setiap dosis penyuntikan. Menhentikan pemberian obat dan pengamatan setelah
terjadi konvulsi pada katak. Setelah itu, merusak otak katak satu per satu
mulai dari cortex cerebri, medulla oblongata dan medulla spinalis untuk
mengetahui titik tangkap kerja dari obat tersebut.
b. Stimulansi cortex cerebri pada mencit
Melakukan
pemeriksaan fisiologis normal (aktivitas tubuh, reflex, salivasi,defekasi,
tonus otot, frekuensi nafas dan jantung. Setelah itu, menyuntikkan secara
sekutan amphetamine pada daerah punggung dengan dosis bertingkat mulai 0,05 ml
; 0,1 ml ; 0,2 ml dst. Kemudian mengamati perubahan fisiologis mencit setiap 10
menit pada setiap dosisi penyuntikkan.
Pembahasan
caffeine
Caffeine adalah suatu obat
stimulasi yang bersifat psikoaktif dari golongan xanthine-alkaloid yang
berwarna putih. Caffeine dimetabolisme di hati oleh sitokrom P450 oksidasemenjadi
tiga metabolit, yaitu paraxanthine, theobromine dan theophyline. Obat ini dapat
menembus sawar otak dan mempengaruhi pembuluh darah di otak, sehingga badan dan
otak “tidak bisa tidur”, menyebabkan pelepasan adrenalin ke tubuh dan membuat
sel-sel selau aktif dan terjaga. Obat ini juga memanipulasi pelepasa dopamine
di otak dan membuat perasaan menjadi tenang dan “melayang”.(medical-dictionary.thefreedictionary.com)
Penambahan caffeine terus
menerus akan memblokade kerja adenosine karena molekul caffeine yang mirip
dengan adenosine dan menempati reseptor adenosine (hormone ini melambatkan
kerja syaraf menjelang waktu istirahat). Gejal overdosis caffeine tidak seperti
obat stimulansia yang lain. Dimulai dari tingkat yang paling rendah adalah
halusinasi, disorientasi dan disinhibisi. Pada dosis yang lebih tinggi lagi
akan menyebabkan rhabdomyolisis (kerusakan dari jaringan otot).
(www.coolquiz.com)
Pada percobaan, katak mengalami
konvulsi pada menit ke-25 dengan dosis 0,8 ml. pada tahap ini, pernapasan
menjadi sangat rendah dan denyut jantung sudah sangat pelan hampir tidak terasa
karena adanya fibrilasi ventrikuler. Kematian katak ditandai dengan penegangan
semua otot-otot pada tubuh katak dan kejang yang simetris dan ada fase istirahat
di ekstremitas.
Penggunaan obat ini relative
aman, karena perubahan fisiologis dari penambahan obat dapat dikontrol dan
tingkat toksik yang akan tercapai pada penggunaan dosis yang tinggi, sehingga
dosis dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan terapeutik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.coolquiz.com/trivia/explain/docs/caffeine.asp
[ 28 April 2010 ]
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/_/dict.aspx?word=caffein
[ 28 April 2010 ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar